Orang yang punya kepribadian
identik dengan sifat yang tak terduga, bisa kadang-kadang baik tapi
juga bisa menjadi jahat. Banyak yang mengira orang dengan kepribadian
ganda adalah orang yang berpura-pura. Tapi benarkah orang bisa punya
kepribadian ganda?
Banyak terapis yang berpikir kepribadian ganda adalah sesuatu yang nyata, namun bagi sejumlah ilmuwan klaim itu meragukan karena dianggap tidak banyak cukup bukti membuat sesorang bisa berkepribadian ganda.
Begini penjelasannya!
Kepribadian ganda disebut dengan istilah Dissociative identity disorder (DID) atau biasa juga disebut dengan multiple personality disorder. Seperti dilansir Scientific American, Rabu (5/10/2011), DID adalah bentuk parah dari sebuah proses mental yang terbelah, yang menghasilkan kurangnya koneksi dalam pikiran seseorang, ingatan, perasaan, tindakan atau identitas.
Penyebab umum DID adalah karena trauma parah selama usia dini pada anak. Trauma tersebut biasanya sangat ekstrem seperti kekerasan fisik, seksual atau kekerasan emosional secara berulang.
Penderita DID seringkali bingung secara tak terduga diantara berbagai kepribadian, di mana penderita DID tidak dapat mengontrol hal tersebut.
Menurut survei yang pernah dilakukan psikiater Colin Ross di Charter Hospital of Dallas tahun 1989, banyak bukti yang mendukung bahwa DID bukanlah sebuah kepura-puraan. Rata-rata penderita DID memiliki 16 kepribadian. Berbagai kepribadian itu berasal dari pasien berbagai usia, jenis kelamin, ras dan bahkan spesies.
Namun untuk mendiagnosa orang yang punya kepribadian ganda bukan hal mudah. Meskipun kepribadian ganda seseorang dapat diidentifikasi dari berubah-ubahnya tulisan tangan, pola suara, ukuran plus minus pada kacamata dan alergi.
Para pendukung gagasan kepribadian ganda juga mengatakan ada perbedaan biologis pada penderita DID dalam laju pernapasan, pola gelombang otak dan konduktansi kulit, serta ukuran gairah yang diterima.
"Diagnosa DID juga masih sangat sulit karena tulisan tangan dan suara orang bukan DID juga dapat bervariasi selama periode singkat, terutama setelah perubahan suasana hati," kata ahli fisiologi John J. B. Allen and Hallam L. Movius dari University of Arizona.
"Dan perbedaan dalam reaksi fisiologis, seperti gelombang otak atau konduktansi kulit, dapat juga disebabkan oleh perbedaan dalam suasana hati atau pikiran dari waktu ke waktu. Seseorang dengan DID hampir pasti mengalami perubahan psikologis yang dramatis pada seluruh situasi, sehingga akan mengejutkan jika fisiologi mereka tidak berubah," jelas Allen.
Review pada tahun 1999 oleh Lilienfeld juga menemukan antara 35-71 persen pasien DID juga telah didiagnosa mengalami borderline personality disorder. Petunjuk lain untuk diagnosa DID adalah bahwa, seseorang yang mengalami perkembangan ke arah DID sering memenuhi kriteria diagnosa untuk borderline personality disorder, gangguan bipolar dan kondisi lain yang ditandai dengan ketidakstabilan mental.
Yang menjadi permasalahan adalah konsekuensi hukum pada orang punya kepribadian ganda. Jika penderitanya tidak menyadari apa yang dilakukannya karena ia tidak menyadari perubahan perilaku dalam dirinya, maka jika ia dinyatakan memiliki kepribadian ganda bisa bebas di mata hukum.
Maka itu hingga kini masih terus dicari bukti-bukti kuat untuk mencari penyebab orang berkepribadian ganda.
Banyak terapis yang berpikir kepribadian ganda adalah sesuatu yang nyata, namun bagi sejumlah ilmuwan klaim itu meragukan karena dianggap tidak banyak cukup bukti membuat sesorang bisa berkepribadian ganda.
Begini penjelasannya!
Kepribadian ganda disebut dengan istilah Dissociative identity disorder (DID) atau biasa juga disebut dengan multiple personality disorder. Seperti dilansir Scientific American, Rabu (5/10/2011), DID adalah bentuk parah dari sebuah proses mental yang terbelah, yang menghasilkan kurangnya koneksi dalam pikiran seseorang, ingatan, perasaan, tindakan atau identitas.
Penyebab umum DID adalah karena trauma parah selama usia dini pada anak. Trauma tersebut biasanya sangat ekstrem seperti kekerasan fisik, seksual atau kekerasan emosional secara berulang.
Penderita DID seringkali bingung secara tak terduga diantara berbagai kepribadian, di mana penderita DID tidak dapat mengontrol hal tersebut.
Menurut survei yang pernah dilakukan psikiater Colin Ross di Charter Hospital of Dallas tahun 1989, banyak bukti yang mendukung bahwa DID bukanlah sebuah kepura-puraan. Rata-rata penderita DID memiliki 16 kepribadian. Berbagai kepribadian itu berasal dari pasien berbagai usia, jenis kelamin, ras dan bahkan spesies.
Namun untuk mendiagnosa orang yang punya kepribadian ganda bukan hal mudah. Meskipun kepribadian ganda seseorang dapat diidentifikasi dari berubah-ubahnya tulisan tangan, pola suara, ukuran plus minus pada kacamata dan alergi.
Para pendukung gagasan kepribadian ganda juga mengatakan ada perbedaan biologis pada penderita DID dalam laju pernapasan, pola gelombang otak dan konduktansi kulit, serta ukuran gairah yang diterima.
"Diagnosa DID juga masih sangat sulit karena tulisan tangan dan suara orang bukan DID juga dapat bervariasi selama periode singkat, terutama setelah perubahan suasana hati," kata ahli fisiologi John J. B. Allen and Hallam L. Movius dari University of Arizona.
"Dan perbedaan dalam reaksi fisiologis, seperti gelombang otak atau konduktansi kulit, dapat juga disebabkan oleh perbedaan dalam suasana hati atau pikiran dari waktu ke waktu. Seseorang dengan DID hampir pasti mengalami perubahan psikologis yang dramatis pada seluruh situasi, sehingga akan mengejutkan jika fisiologi mereka tidak berubah," jelas Allen.
Review pada tahun 1999 oleh Lilienfeld juga menemukan antara 35-71 persen pasien DID juga telah didiagnosa mengalami borderline personality disorder. Petunjuk lain untuk diagnosa DID adalah bahwa, seseorang yang mengalami perkembangan ke arah DID sering memenuhi kriteria diagnosa untuk borderline personality disorder, gangguan bipolar dan kondisi lain yang ditandai dengan ketidakstabilan mental.
Yang menjadi permasalahan adalah konsekuensi hukum pada orang punya kepribadian ganda. Jika penderitanya tidak menyadari apa yang dilakukannya karena ia tidak menyadari perubahan perilaku dalam dirinya, maka jika ia dinyatakan memiliki kepribadian ganda bisa bebas di mata hukum.
Maka itu hingga kini masih terus dicari bukti-bukti kuat untuk mencari penyebab orang berkepribadian ganda.
0 komentar :
Posting Komentar