Suatu hal yang bermakna dalam hidup kita, ketika semua yang
kita harapkan bisa terpenuhi, tetapi kata sebagian orang, bukan hidup namanya
jika tidak ada permasalahan yang mendalanginya. Semua terasa indah ketika semua
harapan itu sejalan dengan apa yang kita impikan. Jika membahas tentang
kehidupan atau kehidupan itu adalah pilihan maka tidak ada yang akan memilih
hidup.
Ingin bermakana untuk orang lain tapi sampai saat ini aku
sendiri masih menyusahkan orang lain, tak pernah lepas dari bantuan orang lain.
Oh tuhan begitu merepotkannya diriku ini. Akankah dengan kelemahan yang aku
punya ini aku sanggup tuk berdiri sendiri, apakah aku sanggup mengarungi lautan
dengan derasnya ombak kehidupan? Kuharap waktu bisa menjawabnya.
Hari ini kuteteskan kembali air mata hanya karna seorang
sahabat, tak pernah kusangka sebelumnya air mata yang sudah lama tak pernah ku
linangkan dan kuberharap tuk tak pernah meneteskanya lagi, tapi akhirya jatuh
berlinang tak bisa aku tahan. Sakit goresan luka yang menhantam begitu dalam,
perih, sakit, hati hampa, dan perasaan yang hancur, tak bisa ditepiskan lagi
dengan kata kata, tiada yang bisa mengerti, pada siapa lagi tuk berbagi, harus
dengan siapa lagi.?? Aku tak percaya lagi dengan sahabat, bagiku sahabat adalah
harta, tanpa harta yang kita miliki maka tiada sahabat bagimu, maka sahabat kan
menjauhimu, sahabat haus dengan materi, dan sahabat itu egois, aku benci
bersahabat, sahabat itu hanya beban buatku, aku benci sahabat, bagiku sahabat
tidak ada, sekrang aku tak mau mudah percaya lagi sama yg namanya sahabat.
Selama ini aku rela untuk direndahkan, aku rela tuk jadi
budakmu, meskipun mungkin engkau tak pernah sadar telah membudakiku tapi kutak
pernah mempermasalahkan itu, karna aku pikir hanya itu yg bisa aku lakukan untukmu,
untuk membalas semua jasa jasamu kepadaku, meskipun aku tau engkau tak pernah
tulus membantuku dan bagimu aku hayalah sebuah beban, tapi aku tetap berfikir
positif tentangmu, dan aku berharap kamu bisa mengerti aku, dan hanya untuk
sahabat aku tak pernah berfikir untuk
menghianati persahabatan kita, dan semuanya aku lakukan dengan iklas tulus,
karena aku pikir kamu baik, dan nyaman bagiku, namum aku keliru menilaimu
sahabat, dan sekarang aku kecewa karena penghianatanmu… tapi terimah kasih
untuk semua kenangan manis yang telah kau berikan dihari2q. mungki rasa kecewa
ini begitu sakit rasanya, tapi kuttakkan membencimu, krn itu hakmu, dan
Alhamdulillah tuhan telah menunjukkan padaku sisi aslimu maka aku tidak
memebencimu, walau bagaimanapun kau perna menjai bagian dari hari hariku
sahabat.
0 komentar :
Posting Komentar